Langsung ke konten utama


BAB I
PENDAHULUAN


A.       Latar Belakang
Guna mendukung perkuliahan di Jurusan Manajemen Administrasi dengan konsentrasi Transpotasi Udara, maka mahasiswa perlu dibekali wawasan mengenai praktek kerja secara nyata sesuai dengan ilmu-ilmu yang diperoleh di perkuliahan, dengan melihat secara langsung aktivitas-aktivitas yang ada pada industri, baik industri manufaktur maupun jasa. Melalui Studi Ekskursi (SE), diharapkan mahasiswa dapat mengenal dunia penerbangan secara lebih dekat, sehingga membantu mereka dalam memahami ilmu yang diperoleh di perkuliahan, khususnya ketika mahasiswa melakukan Kerja Praktek dan menyelesaikan Tugas Akhir.
Dalam Studi Ekskursi yang dilaksanakan pada tanggal 23-24 Januari 2018 di tiga  tempat yakni Garuda Indonesia Training Center, Kantor Umum Bandara Halim Perdana Kusuma, dan STMT Trisakti yang berada di Jakarta merupakan bekal mahasiswa dalam rangka survei secara langsung pada dunia penerbangan yang dimana nantinya akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam melakukan praktek ataupun menlanjutkan studi.  Dengan Studi Ekskursi yang dilaksanakan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami secara kompleks pada dunia penerbangan.
Dengan adanya Studi Ekskursi ini mahasiswa dapat melihat secara nyata bagaimana di dalam sebuah penerbangan maupun sistem perekrutannya, dengan begitu saat mahasiswa berhadapan langsung untuk memulai praktek kerja maka mahasiswa sudah setidaknya mengetahui gambaran-gambaran secara terarah mengenai hal-hal apa saja yang terjadi dan dilakukan dalam dunia kerja terutama di sebuah dunia penerbangan seta mengetahui studi lanjutan jika ingin menlanjutkan pendidikan.
Diharapkan semua mahasiswa dapat benar-benar mengikuti secara menyeluruh dalam pelaksanaan Studi Ekskursi kemarin sehingga mahasiswa dapat memahami mengenai aspek-aspek yang ada dalam sebuah dunia penerbangan sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja praktek nanti disamping juga sebagai wawasan dan pengetahuan dasar mengenai dunia kerja yang berhubungan dengan perkuliahan sesuai jurusan yang telah ditempuh.
B.       Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar.
b.      Mengetahui sejarah singkat tentang GITC, Kantor Umum Halim Perdanakusuma, STMT Trisakti.
c.       Menambah pengalaman dan pengetahuan  tentang ketenaga kerjaan.
d.         Mencari peluang kerja yang ada.

C.       Gambaran Umum Lokasi
1.      Sejarah GITC, Halim Perdana Kusuma, STMT Trisakti
1)      Sejarah Garuda Indonesia Training Center
Dalam penyelenggaraan pelatihan pendidikan, GITC bekerja sama dengan badan dan lembaga nasional maupun internasional serta perusahaan – perusahaan pembuat pesawat untuk tetap menjaga standar internasional dan penyempurnaan kemampuan dan keahlian dari karyawan Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia akan sangat serius mendidik melatih seorang calon cabin crew dalam masa training ini - sehingga lulusan GITC diharapkan bisa menjadi seorang cabin crew yang bisa melayani dan memberikan rasa aman kepada seluruh penumpang Garuda Indonesia, apalagi saat ini pihak maskapai telah menyandang predikat "The World's Best Airline Cabin Staff".
Penghargaan prestisius ini merupakan penghargaan yang selalu didambakan oleh tiap maskapai penerbangan. Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi terhadap penilaian pelayanan cabin crew maskapai yang menggabungkan berbagai aspek faktor penilaian, diantaranya efisiensi, teknik, perhatian dan sikap antusiasme, kelembutan dan keramahan seorang pramugari terhadap penumpang ketika dalam perjalanan penerbangan.

2)      Sejarah Halim Perdana Kusuma
Pada abad ke-17, daerah Cililitan merupakan sebuah tanah partikelir yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Tanah tersebut dinamakan Tandjoeng Ost. Kemudian sekitar tahun 1924, sebagian tanah tersebut dijadikan sebuah lapangan terbang pertama di kota Batavia. Lapangan terbang tesebut dinamakan Vliegveld Tjililitan (Lapangan Terbang Tjililitan). Di tahun yang sama, lapangan terbang ini menerima kedatangan pesawat dari Amsterdam yang kemudian menjadi penerbangan internasional pertama di Hindia Belanda. Sebelum mendarat di Cililitan, pesawat Fokker ini memerlukan waktu cukup lama di perjalanan. Karena pernah jatuh dan mengalami kerusakan di Serbia hingga harus didatangkan suku cadang dari pabriknya di Amsterdam. Lapangan terbang ini juga turut andil dalam peresmian Bandar Udara Internasional Kemayoran yaitu dengan cara menerbangkan pesawat berjenis Douglas DC-3 menuju Kemayoran yang baru saja diresmikan. Pada tanggal 20 Juni 1950, Belanda sepenuhnya menyerahkan lapangan terbang ini kepada pemerintah Indonesia. Ketika itu lapangan terbang ini langsung dipegang oleh AURI dan dijadikan pangkalan udara militer. Kemudian bertepatan dengan 17 Agustus 1952, lapangan terbang ini berganti nama menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk mengenang almarhum Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur dalam menjalankan tugasnya. Disamping sebagai pangkalan militer, Halim juga digunakan sebagai bandar udara sipil utama di kota Jakarta bersamaan dengan Kemayoran. Pada tahun 1974, bandar udara ini harus berbagi penerbangan internasional dengan Kemayoran karena padatnya jadwal penerbangan disana. Halim juga sempat ditunjuk menggantikan peranan Kemayoran yang semakin padat. Namun hasilnya justru tertuju kepada pembangunan sebuah bandar udara baru di daerah Cengkareng. Kelak bandar udara tersebut dinamakan Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta. Setelah Kemayoran ditutup, Bandar Udara Halim Perdana kusuma mulai mengurangi jadwal penerbangan sipil untuk berfokus guna kepentingan militer. Namun pada tahun 2013, Halim memberikan 60 slot/jam untuk penerbangan berjadwal domestik maupun internasional. Hal tersebut dikarenakan untuk mengurangi padatnya jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta.

3)      Sejarah STMT Trisakti
Tahun 1970 STMT Trisakti dikenal dengan nama Akademi Angkutan Udara Niaga (AAUN) Trisakti. Kemudian dengan Keputusan Mendikbud No.0332/O/1985 tanggal 27 Juli 1985 berubah menjadi Akademi Administrasi Udara Niaga Trisakti.Selanjutnya berdasarkan Keputusan Mendikbud No.0860/O/1986 tanggal 6 Desember 1986, status dan nama lembaga ini ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti disingkat STMT Trisakti.Ketika itu STMT Trisakti mengelola 2 (dua) Jenjang Pendidikan, yaitu:
                                                                                                            i.       Jenjang Pendidikan D.III
                                                                                                          ii.      Jenjang Pendidikan D.IV
Tahun 1986, STMT Trisakti memperoleh izin dari DIKTI untuk menyelenggarakan Jenjang Pendidikan Diploma IV untuk Program Studi Manajemen Transpor Darat (D.IV MTD), berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nomor : 0895 / O / 1986 tanggal 29 Desember 1986.



Tahun 1993, STMT Trisakti memperoleh izin dari DIKTI untuk menyelenggarakan Jenjang Pendidikan Diploma III untuk Program Studi Manajemen Transpor Laut (D.III MTL), berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 481/DIKTI/Kep/1993 tanggal 13 Agustus 1993, dengan Status TERDAFTAR.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 18/DIKTI/Kep/ 1998 tanggal 26 Januari 1998, Program Studi Diploma IV (D.IV) berubah menjadi Program Studi Strata 1 (S.I) Manajemen, dengan konsentrasi :
1.      Manajemen Transpor Udara (MTU)
2.      Manajemen Transpor Darat (MTD)
3.       Manajemen Transpor Laut (MTL)

Pada tahun 1998, STMT Trisakti memperoleh izin menyelenggarakan Jenjang Pendidikan Diploma III Program Studi Manajemen Logistik dan Material (D.III MLM), berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 194/DIKTI/Kep/1998 tanggal 15 Juni 1998, dengan Status TERDAFTAR.
Pada tahun 2005, STMT Trisakti memperoleh izin operasional untuk penyelenggaraan Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Transpor dan Logistik berdasarkan surat DIKTI No. 646/D/T/2005 tanggal 3 Maret 2005.Saat ini STMT Trisakti menyelenggarakan  :
Program Pendidikan Vokasi (D.III)
1)      Program Studi Manajemen Transportasi Udara ( MTU) dan Konsentrasi Manajemen Bandar Udara (MBU)
2)      Program Studi Manajemen Transportasi Laut (MTL)
3)      Program Studi Manajemen Logistik dan Material (MLM)

Jenjang Pendidikan Strata Satu (S.I), Program Studi Manajemen, dengan Konsentrasi:
1)      Manajemen Transportasi Udara (MTU)
2)      Manajemen Transportasi Darat (MTD)
3)      Manajemen Transportasi Laut (MTL)
4)      Manajemen Logistik (MLog)

Jenjang Pendidikan Strata Dua (S.2), Program Pasca Sarjana Magister Manajemen
1)      Konsentrasi Magister Manajemen Transportasi  Udara
2)      Konsentrasi Magister Manajemen Transportasi  Darat
3)      Konsentrasi Magister Manajemen Transportasi Laut
4)      Konsentrasi Magister Manajemen Logistik

2.      Visi dan Misi
a.       Visi dan Misi GITC
Visi :
Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di Internasional

Misi :
1)      Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara profesional dandidukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
2)      Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan, wisatawan dankargo termasuk penerbangan borongan.
3)      Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan sertamenghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut

b.      Visi dan Misi Halim Perdana Kusuma

Visi :

Menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan profesional.

Misi :

1.      Mengelola jasa bandar udara kelas dunia dengan mengutamakan tingkat keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

2.      Mengembangkan SDM dan budaya Perusahaan yang berkinerja tinggi dengan menerapkan sistemmanajemen kelas dunia

3.      Mengoptimalkan strategi pertumbuhan bisnis secara menguntungkan untuk meningkatkan nilai pemegang saham serta meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya

4.      Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra usaha dan mitra kerja serta mengembangkan secara sinergis dalam pengelolaan jasa bandar udara

5.      Memberikan nilai tambah yang optimal bagi masyarakat dan lingkungan

c.       Visi dan Misi STMT Trisakti

Visi

Menjadi Perguruan Tinggi Bereputasi Global.

Misi

1.      Menyelenggarakan proses pembelajaran berdasarkan Standar Mutu Nasional dan Internasional

2.      Menyelenggarakan penelitian lanjut (advance research) yang menghasilkan pengetahuan baru (new knowledge) dan produk-produk intelektual bernilai ekonomi (intellectual economic value product) sesuai kebutuhan bangsa dan dunia

3.      Menyelenggarakan pelayanan pelatihan, konsultasi dan memberikan masukkan kepada Pemerintah dan pelaku industri terhadap upaya untuk mengatasi persoalan transportasi dan logistik lingkup nasional dan internasional.


3.      Jenis Pelayanan
1)      Garuda Indonesia Traning Center
GITC merupakan pusat pendidikan dan pelatihan bagi karyawan Garuda Indonesia, baik itu karyawan darat maupun karyawan udara (seperti pilot dan pramugari). Pendidikan dan pelatihan yang diadakan di GITC sudah memenuhi standar internasional. Hal ini dibuktikan dengan sudah didapatkannya standar internasional ISO 9001. Untuk tetap menjaga standar internasional tersebut, Garuda Indonesia Training Center juga bekerja sama dengan badan dan lembaga nasional maupun internasional serta perusahaan – perusahaan pembuat pesawat dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan guna penyempurnaan kemampuan dan keahlian dari karyawan Garuda Indonesia.
GITC memiliki sarana dan prasarana yang lengkap. Fasilitas yang dimiliki oleh GITC diantaranya adalah 50 ruang kelas, labolatorium, ruang peraga, mock up interior pesawat yang merupakan ruang praktek bagi pramugara / pramugari, kolam renang untuk wet drill yang digunakan untuk pelatihan flight safety, simulator pesawat B-737, B-747, dan Airbus, auditorium yang dapat digunakan untuk menampung pertemuan besar (+ 500 orang). Selain itu, GITC juga dilengkapi dormitory untuk akomodasi bagi para peserta pelatihan dari luar kota dan beberapa sarana olah raga seperti lapangan tenis, lapangan basket dan kolam renang.
Sekarang ini GITC masih sebagai SBU (strategic business unit) bagi Garuda Indonesia, dan nantinya diharapkan GITC dapat menjadi suatu lembaga atau perusahaan yang mandiri (sebagai anak perusahaan dari Garuda Indonesia).
GITC menyelengarakan pendidikan bagi seluruh karyawan dan karyawati Garuda Indonesia, selain karyawan Garuda Indonesia, karyawan perusahaan penerbangan lain dan masyarakat umum juga dapat memanfaatkan jasa pendidikan dan pelatihan di GITC

2.      Halim Perdana Kusuma
Dalam konsep pelayanan “Smart Airport”, beragam fasililtas digital yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi setiap penumpang di bandara Ini yang memiliki julukan “The Legend Airport”.
1.      e-KiosK merupakan sebuah sarana yang memuat berbagai informasi yang dibutuhkan oleh penumpang pesawat mulai dari jadwal penerbangan hingga berbagai directory lokasi seperti tenant makanan. e-KiosK akan sangat membantu kebutuhan penumpang untuk mendapatkan informasi terkait bandara, sehingga akan memudahkan dalam melayani kebutuhan informasi penumpang.
2.      Flight Information Display System (FIDS) merupakan sebuah sistem informasi digital yang berfungsi untuk menampilkan informasi jadwal penerbangan baik kedatangan pesawat (arrival) maupun keberangkatan pesawat (departure) di suatu bandar udara. Namun begitu, untuk mendapatkan informasi apapun atau bahkan bantuan, penumpang dapat mengunjungi  Information Center Bandara.
3.      Self Check in Counter. Pihak manajemen Bandara Halim telah memasang tujuh unit self check in counter yang disediakan khusus bagi penumpang non bagasi. Pihak manajemen secepatnya akan menambah satu mesin serupa untuk meningkatkan pelayanan. Fasilitas ini disediakan untuk mengurangi potensi antrean panjang penumpang check in di customer sevice. Dengan fasilitas tersebut, penumpang dapat mencetak boarding pass masing-masing.
4.      Segway.Tak hanya yang berbasis digital, bandara ini pun didukung dengan kendaraan Segway yang menunjang petugas lapangan yang memiliki mobilitas tinggi. Kendaraan yang ditenagai baterai ini mampu bermanuver dengan kecepatan maksimal 20 km tanpa menimbulkan suara bising.Segway banyak digunakan di beberapa bandara internasional seperti Halim perdanakusuma. Dengan dimensi yang kecil, Segway sangat memudahkan petugas bandara untuk melesat di tengah keramaian penumpang yang lalu lalang.
3.      STMT Trisakti
Pelayanan di STMT Trisakti sangat baik meskipun kampus tersebut belum manjadi kampus negeri namun sudah masuk ke kaca internasional sehingga memperoleh empat penghargaan yang di akui yaitu:
1.      Akreditas STMT Trisakti
STMT Trisakti memperoleh Akreditas dari BAN PT, Dengan Akreditasi “A”
2.      Sertifikat Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan
Sertifikasi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
3.      Forum Studi Transportasi antara Perguruan Tinggi
Anggota Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
4.      Sertifikasi ISO
Sertifikasi Sistem Manajemen mutu ISO 9001: 2000/SNI.19-9001 : 2008 Sucifindo ICS












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Deskripsi kegiatan
1.      Garuda Indonesia Training Center
a)      Jenis Training untuk pramugari
1.      Service Training
Service training adalah merupakan pelatihan mendasar yang diberikan maskapai GA terhadap cabin crew, dimana setiap ilmu yang didapatkan akan langsung dipraktekan tiap pramugari disaat langsung berhadapan dan berinteraksi dengan penumpang.

2.      Social Grace Class
Social Grace Class adalah merupakan bagian training dari service training yang diberikan di GITC. Salah satu kelas training dalam Kelas Social Grace adalah kelas kecantikan. Disini setiap Pramugari akan diberikan pelatihan tentang teknik berdandan, cara berpakaian dan gaya rambut agar setiap pramugari selalu terlihat dan tampil cantik ketika melayani penumpang. Beauty Consultant dalam training kelas ini adalah Ibu Wawang Pramono. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDFoMqAdA5awhTGp8VjJv5XGqtshkYyxpfEgOnqfNjT008YXiAASv6FLfN1hnK918_1CHD_io59GOmd1dkbpqEcAu9oivfiacHYMrVsYPgopbV3WzFPO-1x2E1bzUQRdwafNih1MiH4S0/s1600/Beauty+Class+Training+GITC.png

Teknik kecantikan dalam kelas ini meliputi banyak hal, diantaranya: make up, eye shadow, lipstick yang dipadukan serasi dengan warna seragam yang akan dipakai.
Dalam social grade class ini selain seorang pramugari diberikan "beauty class", juga ada kelas lain, yaitu "table manner class", "charactrer building class" dan kelas pelatihan lainnya. Table Manner Class Training Pramugari Garuda Indonesia


3.      Table Manner Class
Table Manner Class adalah merupakan pelatihan yang diberikan kepada seorang pramugari tentang bagaimana cara menggunakan alat alat makan yang baik dan benar saat menghadapi jamuan makan resmi.
4.      Flight Safety Training
Flight Safety Training adalah merupakan pelatihan pendidikan yang diberikan kepada Pramugari Garuda Indonesia dengan tujuan untuk melakukan evakuasi penumpang ketika terjadi pendaratan darurat baik itu pendaratan darurat yang dilakukan di air ataupun di darat.
Dalam training ini, setiap pramugari harus bisa melakukan evakuasi seluruh penumpang dalam jangka waktu sekitar 90 detik. Setiap pramugari/pramugara harus bisa melakukan evakuasi dengan cepat dan aman terhadap seluruh penumpang.
Dalam pelatihan Flight Safety Training, fasilitas dilengkapi dan disesuaikan dengan kondisi aslinya, dimana setiap pramugari akan merasakan layaknya seperti penerbangan asli yang melakukan pendaratan darurat.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuqPhgHVSATzjwzr2x8-cE6C9Dt_nqW333_E9egCrW6dQ7X5R-nj_pq0CwgzvyD2bYbaLv-V2YECJsgJ-Q4z3QRWncDpw_gojIgO5D7JgWzXRZ_JAQILdIYIdwUB3v24HKDnOQPqcy2WM/s1600/Flight+Safety+Training+Garuda+Indonesia.png
Garuda Indonesia sangat concern terhadap karakter dan kualitas pelayanan dari tiap cabin crew dalam melayani penumpang - pihak maskapai menganggap bahwa seorang pramugari selain sebagai seorang cabin crew yang bisa memberikan rasa aman dan selalu melayani penumpang selama perjalanan. Mereka juga sebagai duta bangsa yang memperkenalkan keramahtamahan bangsa Indonesia ke bangsa lain.
b)      jenis pelatihan pilot
1.      Flight simulator
GITC memiliki enam flight-simulator, tiga di antaranya baru, sesuai dengan keadaan pesawat yang dipunyai oleh Garuda Indonesia sendiri saat itu, di antaranya pesawat jenis Airbus A320, Airbus A330, Boeing B737 Classic, Boeing B737NG, ATR, hingga CRJ Bombardier. Beberapa buah unit flight simulator saling berjejer di ruangan khusus dan secara sekilas tampak seperti kepala para robot mesin raksasa dengan tinggi hampir 10 meter dan lebar 3 meter untuk satu buah simulator, ruangan server di seberangnya menjadikannya seperti ruangan mainan ding-dong zaman SD.
GITC  tidak  menyewakan simulatornya,. Karena untuk memenuhi kebutuhan training pilot Garuda Indonesia sendiri, ini masih kurang sehingga untuk sementara tidak menyewakannya. Meski disebut alat simulasi penerbangan, tampilan luarnya memang tak seperti layaknya kepala pesawat yang meruncing aerodinamis. Bentuk simulator itu justru cenderung persegi. Dalam kabin simulator,di sana terdapat deretan panel instrumen operasional pesawat, kursi pilot dan co-pilot, hingga ruas throttle untuk menjalankan pesawat. Layar khusus di bagian kaca depan pun menampilkan simulasi kondisi di luar pesawat.
Unit yang ada merupakan simulator level D yang mana memiliki Kemiripannya mencapai 99,9% dengan keadaan sebenarnya. Ini diperlukan untuk mencetak pilot yang benar-benar menguasai keahliannya.
2.      Flight attendant
Selain flight simulator, GITC juga memiliki beberapa simulator lain berupa maket pesawat yang digunakan untuk training bagi flight attendant.
Lokasinya berada di gedung berbeda dengan sejumlah fasilitas yang dibuat semirip mungkin dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Peralatan ini digunakan untuk ground training dan flight training.Misalkan saja jenis static maket yang terhubung langsung dengan evacuation slide yang telah mengembang. Ini biasanya digunakan untuk pelatihan pendaratan darurat di mana penumpang harus dievakuasi secepat mungkin keluar dari pesawat menggunakan semacam perosotan khusus.
Terdapat beberapa static maket lain yang mensimulasikan kondisi kabin penumpang dan kabin khusus flight attendant dari semua jenis pesawat yang dioperasikan Garuda Indonesia. Baik pesawat berukuran sedang untuk penerbangan domestik hingga pesawat besar seperti yang digunakan untuk perjalanan ibadah haji. Maket ini digunakan untuk simulasi pelayanan penumpang, pelatihan keamanan (security), situasi darurat, langkah penyelamatan, dan lain sebagainya.
Di sini juga ada area training yang bisa digelapkan dan disertai efek hujan untuk melatih flight attendant menghadapi kondisi darurat. Kami punya standar keselamatan bahwa dalam keadaan darurat, penumpang harus bisa segera dievakuasi dalam waktu 90 detik

2.      Halim perdana kusuma
Atas kunjungan yang dikukan kemarin di kantor umum bandara Halim Perdana Kusuma, dilakukan pengenalan di beberapa bagian dari jabatan serta sistem kerja yang di lakukan di bandara tersebut yaitu karyawan bagian avsec, ground handling, bagian pengangkutan kargo. Dalam pengenalan di bandara tidak terlalu banyak yang di dapat karena terdapat kendala yaitu masalah waktu yang singkat serta adanya hujan yang mengguyur bandara halim perdana kusuma sehingga pengenalan di bagian – bagian tidak semua di kenalkan oleh mahasiswa AMA Yogyakarta. Untuk Pendidikan dan pelatihan Avsec (Aviation Security), di bedakan menjadi dua,dan pendidikan tersebut sesuai dengan karir yang di capai oleh Avsec.
Pendidikan dan pelatihan dasar bagi personel Avsec, meliputi:
1.      basic aviation security (basic avsec)
2.      junior aviation security (junior avsec)
3.      senior aviation security (senior avsec)
Pendidikan dan pelatihan lanjutan personil Avsec antara lain :
1.      avsec management
2.      crisis management
3.      quality control
4.      instructor
5.      risk management
6.      inspector/ auditor
7.      negotiation
8.      human factor
9.      investigator
10.  profiling
Selain itu tugas Avsec (Aviatio security) yaitu menjamin keamanan dan keselamatan penebangan, keteraturan dan efiensi penerbangan,di seluruh area penerbangan, termasuk juga awak pesawat udara, memberikan perkindungan terhadap awak pesawat udara, para penumang, petugas di darat, masyarakat dan instasi yang ada di bandar udara dari tindakan melawan hukum,dan memenuhi standart peraturan yang ada di penerbangan baik secara internasional maupun nasional.

Petugas Avsec dalam kerjanya di dukung oleh beberapa peralatan kerja dalam melaksanakan tugasnya, yaitu:
1.      Peralatan pendeteksi metal (HTMD dan WTMD)
2.      Peralatan pendeteksi bahan organik dan non-organik(X-Try)
3.      Peralatan pendeteksi bahan nuklir, biologi, kimia, dan radioaktif
4.      Peralatan pendeteksi bahan peledak
5.      Kendaraan patroli keamanan penerbangan
6.      Peralatan pemantau lalu lintas orang, kargo, pos, kendaraan, dan pesawat udara di bandara
7.      Peralatan pusat penanggulangan keadaan darurat (emergency operation centre)
8.      Peralatan pengendalian jalan masuk (acces control)
9.      Peralatan pendeteksi penyusup pagar perimeter (perimeter instruction detection system)
10.  Peralatan komunikasi personel keamanan
Untuk menjadi petugas Avsec tidak hanya mengandalkan otot,seperti petugas keamanan lain nya,tapi dia juga  harus mempunyai kompetensi (kecerdasan,skill,atitud dan knowledge) untuk melaksanakan tugasnya, Yaitu menjaga keamanan dan keselamatan penerbangan, Jadi tidak mudah untuk menjadi petugas Avsec.

Sedangkan untuk petugas ground handling yaitu Ground handlingProses penanganan penumpang, bagasi, cargo dan pos di bandara (Airport) oleh petugas airlines yang dimulai dari proses embarkasi (departure) hingga proses debarkasi (arrival).
Berikut Unit-Unit Ground Handling :
a.    Pasasi
1.  Checkin Counter
2.  Boarding Gate
3.  Transfer Desk
4.  Services
5.  Greeting
b.    Bagage Handling
1.  Bagage Checker
2.  Loading Master
3.  Lost & Found
c.    CRO
d.    Ramp
e.    Cargo Handling
f.     Operation
g.    Catering
h.    Security 


3.      STMT Trisakti
Dalam kunjungan di STMT Trisakti mahasiswa Ama Yogyakarta di perkenalkan progam studi di kampus tersebut program tersebut yaitu:
                              Program Pendidikan Vokasi (D.III)
a.       Program Studi Manajemen Transportasi Udara ( MTU) dan Konsentrasi Manajemen Bandar Udara (MBU)
b.      Program Studi Manajemen Transportasi Laut (MTL)
c.       Program Studi Manajemen Logistik dan Material (MLM)
Jenjang Pendidikan Strata Satu (S.I), Program Studi Manajemen, dengan Konsentrasi
a.       Manajemen Transportasi Udara (MTU)
b.      Manajemen Transportasi Darat (MTD)
c.       Manajemen Transportasi Laut (MTL)
d.      Manajemen Logistik (MLog)

Jenjang Pendidikan Strata Dua (S.2), Program Pasca Sarjana Magister Manajemen
a.       Konsentrasi Magister Manajemen Transportasi  Udara
b.      Konsentrasi Magister Manajemen Transportasi  Darat
c.       Konsentrasi Magister Manajemen Transportasi Laut
d.      Konsentrasi Magister Manajemen Logistik





B.     Analisis SWOT
Salah satu teori pemilihan strategi yang “tepat” untuk suatu organisasi adalah dengan cara memahami/mencermati dan mencari kesesuaian antara kekuatan-kekuatan internal organisasi dan kekuatan-kekuatan eksternalnya (peluang dan ancaman) yang disebut analisis SWOT.
SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) internal organisasi Puskesmas, serta Opportunity (kesempatan atau peluang) dan Threat (ancaman atau rintangan atau tantangan) dari lingkungan eksternal yang dihadapi lembaga yang menyediakan pengetahuan di dunia penerbangan baik itu GITC, Kantor Umum HLP, maupun STMT Trisakti. Yang dimaksud kekuatan adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam tiga lembaga tersebut, sehingga lembaga tersebut memiliki keunggulan kompetitif. Hal ini disebabkan karena lembaga tersebut memiliki sumber daya, keterampilan, dan skill yang baik. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja di tiga bembaga ini. Adapun peluang adalah sebagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi tiga lembaga. Sedangkan ancaman merupakan kebalikan dari peluang, dengan demikian ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan terhadap lembaga tersebut. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan analisis strategik. Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta berperan untuk meminimalisasi kelemahan organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Analisa SWOT adalah sebuah bentukanalisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapioleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi. Analisis terhadap peluang dan ancaman merupakan analisis terhadap faktor-faktor yang berasal dari pihak luar perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan merupakan analisis terhadap faktor-faktor intern perusahaan. Hasil analisis ekstern ini digabungkan dengan hasil analisis intern untuk penentuan misi, visi dan tujuan organisasi. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
a.       Manfaat Analisa SWOT:
1)      Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau,ditopang sumber daya dan kemampuan yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan kemasa depan.
2)      Untuk menganalisis kesempatan atau peluang dan kekuatan dalam membuat rencana jangka panjang.Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan.Untuk mengidentifikasi faktor eksternal (O dan S) danfaktor internal (S danW).

b.      Unsur–Unsur SWOT
Terdapat empat unsur pokok SWOT, yaitu :
1)      Strength (Kekuatan)
Arti kata Strength disini adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan maka akan berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
2)      Weakness (Kelemahan)
Arti kata Weakness disini adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan berperan besar, tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
3)      Opportunities (Peluang atau Kesempatan)
Arti kata Opportunities disini adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan akan memiliki peranan yang besar dalam mencapai tujuan organisasi. Opportunities juga diartikan sebagai suatu peluang yang berkembang dimasa yang akan datang dan akan terjadi.
4)      Threat (Ancaman atau Hambatan)
Arti kata Threat disini adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi oleh suatu organisasi dimana apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.
a)      Unsur Strength dan Weakness bersifat internal, yaitu unsur yang ada atau muncul di dalam organisasi.
b)      Unsur Opportunities dan Threat bersifat eksternal, yaitu unsur yang ada atau muncul dari luar organisasi.
c)      Unsur Strength dan Opportunities merupakan faktor positif yang bersifat menguntungkan bagi organisasi.
d)      Unsur Weakness dan Threat merupakan faktor negatif yang bersifat merugikan bagi organisasi. Untuk keberhasilan pekerjaan perencanaan keempat unsur SWOT ini perlu dimiliki

1.      Analisis SWOT di GITC, Kantor Umum HLP, dan STMT Trisakti
a.       Strength
a.       Lokasi strategis karena berada di pinggir jalan sehingga akses menuju tiga lembaga tersebut cukup mudah.
b.      Pelayanan Ramah
c.       Fasilitas pelayanan sudah modern
d.      Adanya Visi dan Misi dari tiga lembaga
e.       Adanya komitmen Pimpinan
f.        Adanya program-program kerja yang di dukung oleh pemerintah
g.      Adanya kerja sama yang baik antar bidang satu dengan bidang yang lain

b.      Weakness
a.       Keterbatasan anggaran Pemerintah
b.      Profesionalisme pegawai yang belum memadai

c.       Opportunity
a.       Adanya masukan dan kritikan berpengaruh terhadap peningkatan pelayanan kepada masyarakat
b.      Adanya kesamaan dalam upaya penanganan permasalahan
c.       Memantapkan prasarana dan sarana daerah untuk Peningkatan pelayanan publik yang berkualitas dilakukan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan kesesuaian tata ruang
d.      Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik.
e.       Mewujudkan Profesionalisme SDM dan Pelayanan Internal Instansi

d.      Threat
a.       SDM masyarakat masih sangat di bawah
b.      Adanya terdapat kepentingan-kepentingan pribadi






BAB III
 PENUTUP

A.    Kesimpulan
Garuda Indonesia Training Center adalah pusat pendidikan pelatihan berstandar Internasional yang didirikan Garuda Indonesia sejak tanggal 1 November 1986 untuk mendidik cabin crew terpilih, teknisi dan pilot Garuda Indonesia. Sampai dengan saat ini, GITC telah berpengalaman hampir 30 tahun dan telah mendapatkan sertifikasi dari "Civil Aviation Safety Regulation". Saat ini pihak maskapai telah menyandang predikat "The World's Best Airline Cabin Staff".
Pada abad ke-17, daerah Cililitan merupakan sebuah tanah partikelir yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Sekitar tahun 1924, sebagian tanah tersebut dijadikan sebuah lapangan terbang pertama di kota Batavia. Lapangan terbang tesebut dinamakan Vliegveld Tjililitan. Pada 17 Agustus 1952, lapangan terbang ini berganti nama menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk mengenang almarhum Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
Sekolah Tinggi  Manajemen Transportasi Trisakti pada saat ini sudah memiliki jenjang pendidikan dan program studi S1, D3, DAN S2. Dengan program S1 yaitu jurusan Manajemen, Manajemen Logistik, Manajemen Transportasi, Teknik Dirgantara, Teknik Kelautan, Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan. Sedangkan program D3 yaitu Manajemen Transportasi Udara, Manajemen Transportasi Laut, Manajemen Logistik. Dan Program S2 yaitu Manajemen Transportasi dengan Konsentrasi Transportasi Udara, Transportasi Laut, Transportasi Darat, Manajemen Logistik dan Material. Serta STMT Trisakti membuka progra kelas internasional diantaranya joint degree, credit transfer, reciprocal program. Yang disertai dengan fasilitas penunjang yang mewadai sehingga memudahkan mahasiswa mengikuti studi.

B.     Saran
Dalam dunia penerbangan itu sangat di butuhkan karyawan yang berkompeten demi keaman, kenyamanan dan keselamatan penerbangan sehingga sumber daya manusianya harus memiliki kemampuan yang baik selain itu pendidikan mengenai manajemen transportasi di indonesia masih minim sehingga perlu di tingkatkan dalam pendidikannya serta kurikulum yang di ajarkan harus sesuai dengan jurusan dan sesuai dengan lapangan dunia kerja sehingga peluang mahasiswa akan memiliki pandangan tentang dunia kerja apalagi jika di bekali dengan adanya kegiatan studi ekskursi.

Komentar